Ma ……….
Ma …..
Kemana kepala harus di tengadahkan ?
Kemana kaki mesti berinjak
Hanya resah yang menyambut
Hanya duka berikan senyum
Tersisah cinta semakin usang
Ma ….
Taukah kini ragu semakin dekat ?
Sadarkah jiwa luka semakin perih ?
Ingatkah dulu kembali terulang ?
Apa mesti ego harus bicara ?
Walau takdir memang berkata !
Ma ….
Suara tahlil terus melantun
Melepas kepergian kasih
Lutut bergetar memandang kaku
Saat semua mata terbungkam jangan menangis !!!
Mengapa…?
Mengapa …. ?
Buktikan
Bahwa diam lebih baik dari teriak
Walau jantung sudah enggan berdenyut
Kalau isak tak boleh mengantar
Meski ke pintu gerbang saja
Lantas apa yang bisa ..??
Ma ….
Kanturuna Wolio , Kolambu bahkan Nasu Wolio
Tak dapat singkirkan sunyi
Tak bisa merubah rindu
Hanya menyisa bayang yang menghitam
Dimana semua yang dijanjikan
Ragukan yang mau memandang
Jika semua tak sudi melihat
Walau Kapaturu terus mengiring
Menuju kasih abadi
Ma ….
Hadirkan jiwamu ke yang lain
Biar semua terulang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar